NELAYAN PULAU LUMU-LUMU DAN PULAU LANGKAI PASCA PENEGAKAN ATURAN PELARANGAN PENGGUNAAN BAHAN PELEDAK DALAM MENANGKAP IKAN
DOI:
https://doi.org/10.51336/jip.v10i1.136Abstract
        Pemasalahan pokok dalam penelitian ini adalah, (1) bahwa tingkat pendapatan masyarakat di kedua pulau menurun secara drastic pasca pelarangan penggunaan pukat trwul dan pemggunaan bahan peledak, sehingga terasa pada kehidupan sosal ekonomi keluarga. (2) bahwa masyarakat nelayan di kedua Pulau tidak punya keterampilan lain diluar sebagai nelayan, (3) bahwa potensi alam atau sumberdaya alam yang tersedia di kedua pulau hanya potensi laut, sehingga alternative pengembangan penduduk diluar potensi kelautan susa dilakukan. Target dan tujuan yang ingin dicapai dalam kegiatan ini adalah menghasilakn inovasi dan pengembangan iptek-sosbud yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat di kedua Pulau yakni Pulau Salemo dan Pulau Sabutung berupa teknologi tepat guna berupa alat penangkapan Kepiting Rajungan, pembuata rumpon sebagai solusi mengatasi pengangguran masyarakat pasca pelarangan Jaring Trawl dan Penggunaan Bahan Peledak. Selanjutnya metode yang dipakai dalam kegiatan ini adalah metode pemberdayaan kemitraanmasyarakat di kedua pulau ini. Metode yang dimaksud adalah melakukan pelatihan tentang cara pembuatan alat tangkap kepiting Rajungan, dengan melibatjkan bebrapa instruktur dari lembaga lain yang dianggap memahami teknologi pembuatan maupun cara operasional alat yang akan dibuat. Sementara urgensi atau keutamaam penelitian ini adalah mencari solusi permasalahan yang dihadapi oleh masyarakat nelayan di kedua pulau pasca pelarangan penggunan alat tangkap trawl dan penggunaan bahan peledak.
Â
Kata Kunci: Nelayan, Peraturan dan Bahan Peledak